Senin, 18 Desember 2017

Sabarku.

"Ketika semua yang diinginkan belum juga di dapatkan. Maka syukurilah apa yang kamu punya"

Kata kata itu entah darimana asalnya. Berhenti di salah satu share an teman di medsos.

2 bulan lagi sudah masuk tahun ketiga pernikahan. Namun saat ini aku dan suami belum juga di karuniai oleh Allah SWT buah hati lagi. Sudah seliwar seliwer kabar berita teman teman yang hamil, hamil lagi, melahirkan, melahirkan lagi, dan lagi, dan lagi. Itu semua cobaan yang harus aku lewati. Ikhlas menerima yang ada saat ini.

Dulu mungkin aku akan bilang "Allah SWT masih belum percaya, sehingga belum diberikan momongan"... Atau "ilmu orang pasangan itu masih kurang dalam membesarkan anak"... Atau "Orang itu belum mampu jika dikaruniai anak dulu karena materi... Atau karna satu dan lain hal"... atau alasan alasan lainnya yang dengan sok taunya ku simpulkan.

Tapi sekarang aku tidak mau sok tau tentang alasan Allah SWT belum juga mengaruniai sepasang suami istri buah hati. Aku juga tidak mau sok tau tentang alasan Allah SWT belum juga mengaruniai aku dan suami buah hati lagi. Sudah tidak ingin lagi mengambil kesimpulan yang bahkan aku sendiri tidak tahu apa yang aku simpulkan. Karena hanya Allah SWT yang tahu. Allah SWT yang Maha Mengetahui. Tidak denganku.

Yang ku tahu saat ini aku dan suami hanya perlu bersabar, tetap berusaha, tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT, membuat diri ini lebih mencintai-Nya lagi. Aku dan suami hanya perlu taat. Biarkan Allah SWT yang menentukan semuanya. Ia akan memunculkan jika sudah saatnya muncul, Ia akan memberi kebahagiaan jika sudah saatnya kebahagiaan itu datang. Pun Ia akan mengambil kembali jika memang sudah waktunya untuk kembali.

Yang ku tahu saat ini aku hanya perlu bersyukur dan bersabar.

Alhamdulillah.

Selasa, 12 Desember 2017

Renungan malam.

Janganlah menyalahkan orang lain karena kelelahan mu. Kelelahan yang dirimu sendiri sudah menyadarinya. Kelelahan yang memang kamu tahu akan kamu rasakan saat ia datang. Sadarkan dirimu. Bahwa orang lain bukan dirimu. Bahwa orang lain tidak selalu bisa berkompromi dengan mu. Bahwa orang lain memiliki kehidupannya sendiri. Bahwa orang lain memiliki kebutuhan serta keinginannya sendiri.

Jangan kau sakiti mereka yang menerimamu dengan hati ikhlas dan tangan terbuka. Menerima mu dengan apa adanya dirimu. Menerima mu walau mereka tidak tahu apa yang ada dalam benakmu. Sadarkan dirimu. Sadarkan dirimu bahwa mereka sudah ada sebelum dirimu hadir. Terikat satu sama lain dalam ikatan yang tak terlihat. Ikatan yang lebih kuat karena Allah yang menentukan.

Tenangkanlah dirimu. Berkacalah yang benar. Buka kuping dan hatimu untuk mendengarkan. Jangan hanya melihat dan merasa tersakiti.

Janganlah berkata yang tidak baik hanya karena kau ingin melegakan perasaanmu. Memerintah dan memaksakan kehendakmu. Tanpa melihat hati dan perasaan mereka yang ada bersamamu. Sadarkan hatimu. Bahwa kau memiliki kedudukan yang sama di dunia. Kau tidak lebih unggul dibanding mereka. Kau hanya manusia biasa. Bukan Allah yang menentukan segalanya.

Maafkan orang yang pernah bersalah kepadamu. Pencipta mu saja mengajarkan untuk saling memaafkan. Tapi kenapa kau tak bisa?. Tidak perlu membuka luka yang sudah tertutup. Apalagi mencari cari luka baru yang membuatmu nyaman.