Kamis, 27 Desember 2018

Periksa Kandungan lagi (2)

Assalamu'alaikum...

Setelah sekian bulan dari postingan terakhir. Akhirnya kepikiran posting lagi tulisan tentang perkembangan kehamilan yang kedua ini. Agak kurang bebas sebenernya mau posting lewat hp. Tapi karena laptop sudah melanglang entah kemana dan belum ada penggantinya, dinikmati sajalah utak atik lewat hp.

Oia back to the topic. Setelah 3x periksa kandungan di RS Mitra Keluarga Depok, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan cek kandungan di RS Islam Jakarta Pondok Kopi. Kenapa pilih disana? Karena deket banget dari rumah kontrakan. Ada sih RS yang deket juga, tapi lihat beberapa ulasan dan rekomen lebih bagus RSIJ Pondok Kopi.

Di RS ini aku periksa kandungan dengan dokter Natsir. Sempat dapat beberapa nama Spog rekomen kenalan. Tapi akhirnya memutuskan ke dr. Natsir karena rekomen juga sih. Dari saudara, yang melahirkan selalu dengan beliau😄. Dokternya sudah cukup sepuh, jadi kupikir sudah lebih berpengalaman. Pengalaman periksa kandungan dengan beliau : tidak banyak pantangan. Suka nakut-nakutin (awal-awal sempat bingung mana yang bercanda mana yang serius - _-") tapi hal itu membuatku tidak gugup. Beliau memang tidak terlalu banyak menjelaskan, tapi jika ditanya pasti dijawab. Dan kalau memeriksa tidak terburu-buru. Entah kenapa, merasa lebih tenang. Saat awal periksa sempat tidak mau ke beliau lagi, kesannya terburu-buru. Ternyata dikarenakan no antrian ku terakhir, mungkin beliau sudah lelah. Karena itu aku selalu periksa di waktu-waktu awal atau pertengahan, menjauhi no antrian akhir, daripada bumil jadi baper ya kaaan 😁.

Itu sih pendapat pribadi ku tentang beliau. Dokter juga manusia, berbeda orangnya, beda juga wataknya. Selama dokternya bisa membuatmu nyaman, bisa memberi informasi dan masukan yang positif, insyaAllah baik.

Dan untuk kehamilan kedua ini, InsyaAllah melahirkan secara secar juga. Sempat melintang posisinya, alhamdulillah sudah kebawah lagi kepalanya, tapi kata si dokter "dedeknya nancep" aneh ya bahasanya, beliau bilang gak lurus posisinya dan belum juga turun panggul. Sudah sempat cek panggul, hasilnya sih sedang, jadi tidak sempit. Karena dia sudah tahu history melahirkan ku sebelumnya, dia khawatir akan berbahaya jika dilahirkan normal (takut kejadian seperti sebelumnya, yang lewat bulannya).

Maka, tanggal 31 desember ditentukan sebagai rencana tindakannya, dengan terlebih dahulu menanyakan apakah kamar yang diinginkan available untuk tanggal itu di malam sebelumnya tanggal 30. Bismillah, semoga ada kamarnya, dimudahkan dan dilancarkan tindakannya dan selamat serta sehat aku dan bayiku. Aamiin.

Okey. Aku setuju saja jika memang di rekomendasikan untuk secar lagi. Apapun yang terbaik bagiku dan bayiku, tidak masalah. Sudah banyak suara sumbang tentang secarku lagi. Peduli amat, bukan mereka yang pernah kehilangan bayinya, bukan mereka yang pernah merasakan sedih tidak berkesudahan itu, bukan mereka yang menjadi was-was bahkan setelah mendapatkan amanah untuk hamil yang kedua ini, dan bukan mereka yang berada di posisiku. Tapi aku yang ada di posisiku.

Memang dalam hidup ini, kita yang menjalani, orang lain yang mengomentari. Tapi jangan lupa, ada Allah SWT yang menentukan. Jadi jangan peduli tentang cuitan orang lain. Cukup berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dan keselamatan.