Senin, 08 April 2019

I love you

Assalamu'alaikum...

Selesai baca blog saudara yang bahas tentang kehidupan percintaannya sama pacarnya. Lah kok jadi kebawa suasana romantisnya. Jadi pengen nulis tentang mantan pacar hehehe...

Dialah si Ayah, yang dulunya dipanggil si aiank. Kenal sudah dari jaman muka masih imut-imut, tepat 10 tahun lalu, tahun 2009. Awal tahun di kenalin sama teman lewat media sosial kemudian dimediasi secara langsung. Tidak lama berselang, karena merasa klop akhirnya jadian.. Uhuy. Jadian kurleb setelah 6 tahun dan nikah di awal tahun 2015. Secara singkat seperti itu perjalanannya.

Selama 10 tahun kenal, jaman pacaran dan setelah menikah, sifatnya tidak ada yang berubah. Karena suka dengar cerita orang tentang berubahnya pasangan sebelum dan setelah menikah, sempat parno, apakah apakah... Tapi alhamdulillah sifat ayah tidak berbeda dari ayah sebelum menikah. Mungkin sedikit banyak hanya kebiasaan yang sebelumnya tidak aku tahu (misal saat tidur bla bla bla, saat mandi bla bla bla - pas pacaran kan gak tau 🤣).

Saat 6 tahun bersama sebagai pasangan sejoli, ayah sama sekali tidak romantis. Tidak punya sense of surprise! Hah! Nggak pernah berhasil kalau kasih surprise. Kalau engga ketahuan ya nggak kepikiran apa surprise-nya. Pernah merasa iri kalau ngeliat temen yang dikasih hadiah romantis banget sama pacarnya. Lah ini, pacar sendiri kalau di kodein sampai pucet nggak ngerti-ngerti. Kalau sama ayah mending to the point deh, mau ini mau itu, mesti kesini kesitu, mesti gini gitu. Kalau di kode-kode keburu berlumut ini hati nungguinnya.

Sampai sekarang pun begitu, tidak perlu ada kode-kode biar damai sejahtera makmur jaya kehidupan pernikahan 😂. Kalau nggak suka ya bilang nggak suka, kalau suka ya bilang suka. pengen disayang-sayang ya langsung aja nggak usah kode (ini pas udah nikah lho yaa), dan yang lainnya tidak perlu disembunyikan lalu dijadikan kode. Karena kode kita dan pria berbeda. Susah sampainya. Cuma akan menimbulkan kesalahpahaman.

Jaman pacaran sama ayah karena memang tipenya nggak neko-neko, ya sudah lempeng saja pacarannya, terkesan nggak seru! Maaf yah! Hahaha. Tapi justru pria seperti itu yang ternyata aku cari untuk pendamping ku. Husband materials! Yang terlalu begajulan cuma seru untuk dijadikan pacar, terlalu riskan untuk dijadikan suami (masing-masing orang memiliki kriteria yang berbeda ya. Ini pendapatku ya. Tipeku. Kalau bukan tipe mu, nggak perlu saling senggol😀)

Walau terkesan lempeng saja dan nggak seru, bukan berarti ayah membosankan loh ya. Ayah masih bisa kok ngasih joke, walaupun tidak sepandai para komika ataupun pelawak. Memang bukan tipe yang banyak bicara, namun terkadang tetap ada joke ringan yang dilemparnya.

Kayaknya cukup sekian cerita tentang si mantan aiank yang berubah menjadi si ayah. Jangan terlalu banyak diumbarnya, kasihan yang jomblo 😂...(semoga yang jomblo sedang mencari jodoh cepat dipertemukan dengan jodohnya yang single juga)

Semoga ayah dapat menjadi kepala keluarga dan ayah yang baik untuk Ibun dan baby El.

Semoga ayah selalu diberikan sehat selamat dan kelancaran dalam setiap kegiatannya mencari yang halal.

Semoga ayah memiliki iman islam yang lebih baik lagi, selalu istiqomah dalam beribadah kepada Allah Al Wahhab, yang Maha Pemberi Karunia.

Aamiin Allahuma Aamiin.

I love you Ayah.
Terima kasih atas segalanya.

Selasa, 02 April 2019

Helo, Ibun!

Assalamu'alaikum...

Kemarin Elana pas 3 bulan! Sudah semakin sehat dan semakin "berbobot" 😁 MasyaAllah. Setelah melewati 3 bulan sebagai ibu baru (call me Ibun!) , Alhamdulillah sudah lebih bisa menyesuaikan. Walaupun masih butuh banyak belajar. Karena title ini tidak mudah ternyata, tidak selalu seindah bayangan-bayangan sebelum jadi ibu. Dan ternyata melahirkan sepertinya salah satu hal termudah dibanding perjalanan panjang setelahnya😍 .

Awal - awal setelah pulang ke rumah dari RS, mulailah penyesuaian bukan cuma bayinya saja, ibunya pun butuh penyesuaian dengan title ini. Menyusui adalah salah satu rintangan yang harus dilewati. Alhamdulillah asi ku sudah keluar bahkan sebelum melahirkan, sehingga cerita tentang penantian asi tidak aku rasakan. Namun saat menyusuinya merupakan tantangan pertama. Saat pelekatan belum juga benar, puting yang sangat sakit, dan rasa lelah yang di rasakan jika harus menyusui setiap 2 jam sekali itu yang membuat menyusui terasa lelah. Alhamdulillah suami mau membantu, menemani dan selalu mendukung. Bahkan saat malam, saat perasaan merasa down (Aku sempat menangis setelah pulang kerumah saat menyusui di malam hari😢), badan sangat lelah menjaga bayi. Ia ada disana menemani walau besoknya berangkat kerja pagi dan lebih jauh dari rumah (tinggal di rumah orangtua). Hal itu salah satu yang membuat ibu baru tetap "waras". Sebulan awal adalah penyesuaian, Ibu baru membutuhkan banyak dukungan positif dari suami dan lingkungan sekitarnya.

Sebenarnya sampai saat ini pun kami (aku, suami, bayiku, keluarga besar) masih menyesuaikan diri dengan kehadiran manusia kecil ini ditengah-tengah kami. Selama 3 bulan ini, kurang lebih aku sudah bisa membaca sinyal-sinyal yang baby El inginkan, seperti saat ia haus, mengantuk/lelah, bosan, kepanasan/kedinginan, tertarik akan sesuatu. Tentu saja aku masih butuh banyak belajar. Alhamdulillah orang-orang di sekitarku pun ikut membantu aku sebagai ibu baru yang benar-benar tidak tahu apa-apa, belajar hanya berdasarkan membaca informasi, bertanya dengan yang sudah pernah menjalani ataupun pengamatan pribadi. 

Terkadang pernah juga aku  merasa bahwa keluarga/lingkungan sekitar kurang mendukung (orang-orang tertentu) seperti memberi masukan yang menurutku tidak tepat, memberi komentar di waktu yang salah, ataupun malah memaksakan pendapatnya yang ia pikir paling benar. Positifnya mungkin mereka hanya ingin ikut mendukung atau menolong dengan caranya sendiri. Mungkin ingin ikut terlibat dalam pola asuh baby El. Mungkin karena mereka perhatian dan sayang sama baby El. lihat positifnya ya seperti itu saja. Biasanya aku cukup bilang saja "iya..." jika diberi masukan tanpa perlu mengajak debat, bahkan sampai mencari referensi untuk menjatuhkan pendapatnya. Diikuti apa tidak ya itu urusan masing-masing. Jadi inget kata-kata teman : "Bagaimana pun juga lo ibunya, lo yang paling tahu yang terbaik untuk bayi lo, karena itu Allah SWT titipin El ke lo"

Bener juga...😊

Love u always baby El, 
Semoga Ayah dan Ibun bisa membesarkan kamu dengan baik.❤👪