|
Tranggulasih |
Seharusnya postingan ini diselesaikan lebih dahulu dibanding dua postingan sebelumnya, karena memang ini yang dialami duluan. Tapi saat ada yang bilang "ini harus dilakukan" entah mengapa justru diri ini malah menolak untuk mengikuti keinginan orang lain. Padahal itu adalah masukan yang patut untuk dipertimbangkan. Terlalu sombongkah diri ini, terlalu tinggikah ego itu. Yang pasti saat sudah tidak ada yang memberitahu, maka baru tergeraklah diri ini untuk melakukannya. Sudah sering kali akhirnya menyesal karena terlalu lama meninggikan ego, namun manusia mengapa tak pernah belajar.
Eniwei, langsung aja deh daripada banyak cas cis cus tak jelas ^^, jadi waktu kemarin sempat mudik ke Purwokerto, di pagi hari terakhir kami (bersama suami dan ipar) melanglang buana mencari pemandangan mata yang tak kami dapatkan jika pulang ke depok. Maka ditentukanlah ke Bukit Tranggulasih. Tapi sayang disayang, karena aku buta jalan, ya ikut aja kemana arah motor melaju yang dilaju oleh adek ipar yang sudah pernah kesana. Sempat sekali salah membelok hingga akhirnya mesti tanya ke orang arah sebenarnya (Mungkin web ini bisa membantu http://kasamago.com/bukit-tranggulasih-wahana-surgawi-untuk-menikmati-sunrise/). Setelah melewati jalan kecil (jalan hanya cukup satu mobil dan motor) berkelok kelok dan menanjak yang cukup bikin kendaraan ngos-ngosan, sampailah di tempat wisata bukit Tranggulasih.
|
Bersama Aa Inu hihihi... |
|
Si cantik, salah satu dede ipar |
|
Salah satu landscape |
Untuk biaya nya, selain biaya ngemil alias jajan, ada bayar parkir motor Rp.3000, karena nggak bawa mobil, nggak tahu berapa kalau parkir mobil, by googling parkir mobil Rp.10.000. Setelah kendaraannya istirahat dari ngos-ngosan mengantar si pengendara sampai parkiran yang dituju, sekarang gantian si pengendara yang ngos-ngosan naik ke atas bukit hahaha... Perjalanan naiknya sebenarnya tidak sulit, karena sudah ada tangga yang disediakan walau tidak rapi. Tapi jika kalian kurang olah raga, hal ini bisa bikin bulir bulir keringat langsung keluar. Tapi tenang, sampai diatas bulir keringat akan hilang karena semilirnya angin yang berhembus dan banyaknya warung jajanan yang buka (bisa ngaso, sambil ngemil!). Sayangnya saat kemarin kesana siang bolong. Jadi selain angin semilir, panas matahari juga menjilat-jilat kulit ini. Sungguh exotic hasil dari jilatan sinar matahari di kulitku. Sampai setelah pulang dari purwokerto dan bertemu dengan seorang teman, kata yang dia ucapkan adalah "kok lo iteman ya, abis dari purwokerto"..... come on man, disana saking ademnya angin semilir, lo jadi gak inget kalau matahari masih bersinar. hah!
|
with luv of my life |
|
Mini Me! diantara suami and dedek ipars |
|
Salah satu spot di bukit berbayar |
Disana ada beberapa bukit, bukit yang kami kunjungi meminta kami untuk membayar saat masuk, sekitar Rp.3000 /orang. Kelihatannya sih cukup menarik bukit ini (spot untuk fotonya :p) dibanding yang lainnya. Tapi pemandangannya dari bukit yang mana saja, MasyaAllah, pasti indah! Karena sekeliling bukit itu sendiri ruarrr biasa landscapenya! Karena nggak cuma pemandangan alam seperti gunung dan hutan yang dilihat, bahkan kota purwokerto pun terlihat dari bukit ini. Dengar-dengar, bukit ini memang dituju untuk mengejar sunrise and sunset, tapi mesti dari pagi buta kesana kalau mau lihat sunrise. Agak nggak ngebayang, lewat jalanannya saat pagi buta, pasti seru! Bukit ini juga biasa untuk tempat camping.
Ternyata nggak cuma Baturaden yang bisa dinikmati disana, masih banyak pesona keindahan alam yang diciptakan Sang Pencipta. MasyaAllah...
Assalamualaikum, mbk. salam kenal. sy jg pen kesana. tp berapa lama ya jalan kakinya tuk smp ke puncaknya? terimakasih sebelumnya... wassalam
BalasHapus