Belakangan ini sama sekali nggak ada ide yang bisa dituangkan di kertas digital ini, padahal penulis-penulis terkenal bisa mengangkat hal sederhana jadi sebuah cerita, bahkan jadi novel yang memiliki beratus-ratus halaman. Tapi perlu diberi catatan, bahwa saya bukan penulis terkenal ^^
Beberapa minggu terakhir yang saya lakukan selain melakukan yang biasanya manusia lakukan seperti makan tidur mandi ngobrol jalan belanja dll adalah, mengajar, menjual baju, mencari peluang jualan, mendengarkan musik yang selalu berulang (sedang gandrung sama payung teduh), membaca novel yang saya pinjam dari orang lain (padahal novel yang saya punya saja, ada yang belum tersentuh), dan men-susssssh-kan kucing atau anak kecil yang teriak-teriak disekitar rumah. Diluar itu paling hanya mendengarkan tukang siomay membunyikan tetot-annya, tukang roti membunyikan toa-nya, tukang bakso membunyikan kentongan-nya tanpa saya tengok muka mereka karena tanggal yang belum juga menua (alias belom gajian jiahaha).
Eniwei, ternyata begitu bahagianya mengajar, walaupun belum balik modal untuk usaha itu tentunya, karena masih sedikitnya anak yang terdaftar menjadi muridnya. Saat ada anak yang kau ajar menjadi pandai membaca, menjadi bisa menulis, atau hanya sekedar menjadi berani berbicara di dalam kelas, wah begitu bahagianya diri ini. Sekarang paling tidak saya jadi tahu kenapa teman saya dengan sumringah memasang fotonya dan anak muridnya yang keterima sebagai taruna.
Dan begitu juga dengan berjualan, saya jadi mahfum dengan broadcast teman-teman yang promosi dengan begitu panjangnya kalimat, sehingga saya bingung, sebenernya apa yang dia jual -_-" karena ternyata saat kamu berjualan, khususnya online, dan sudah terbiasa berbicara, maka semua yang kau ucapkan ingin kau ketikkan. Kerugian saat berjualan pun sudah ku rasakan, dari karena kurang detilnya ku menanyakan atribut yang dijual, daerah pengiriman, sampai hilangnya kontak orang yang sudah minta di keep-kan barangnya sehingga perlu nombok untuk menggantikan itu semua. Namun semua usaha pasti ada ruginya, tinggal masih berani meneruskan atau tidak. Namanya juga online. online. online. online.
Selain itu saya ingin sekali menulis sesuatu yang bisa dinikmati oleh orang lain. Baik saat mereka merasakan pedihnya cerita itu hingga menangis, ataupun tertawa ngakak saat membacanya, sinis saat bertemu dengan tokoh antagonisnya atau berharap bertemu dengan tokoh tampan atau cantik yang dengan sempurnanya saya gambarkan, padahal dalam kesehariannya mereka ternyata bertampang biasa seperti saya >,<
Eniwai, itu kabar saya belakangan ini...
Bagaimana kabarmu???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar