Kamis, 21 Juli 2016

Totto-Chan. Gadis Cilik di Jendela




Berawal dari interview dengan salah satu sekolah alam di Jakarta Selatan (SCA) untuk posisi pengajar. Akhirnya ingat lagi dengan buku Totto-Chan. Dulu pernah lihat buku ini di gramedia, tapi sayang ada buku lain yang mengalihkan dompetku darinya. Nah pada waktu interview ada satu pertanyaan yang mengingatkan lagi padanya. “Sudah pernah baca buku Totto-Chan?” tentu saja jawabanku “belum”. Hal itu yang membuatku merasa harus membaca buku ini. Sewaktu jalan-jalan ke Gramedia sebelum lebaran, sempat cari buku ini. Namun stocknya sedang kosong, di gramed deket rumah. Belum lama ini, mudik ke purwokerto dan bertemu lagi dengannya di Gramed. Tanpa pikir lama, hanya ngintip dompet “cukup kok duitnya” maka jadilah buku Totto-chan dimiliki untuk dinikmati.

Buku ini terbit di Jepang pertama kali di tahun 1981, dan baru terbit pertama kali di Indonesia tahun 2008. Buku ini ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi, si Totto-chan sendiri. Buku ini bercerita tentang Totto-chan dan kehidupan sekolahnya. Dimana di Sekolahnya yang baru Tomoe Gakuen (ini sekolah dasar keduanya – Ia dikeluarkan dari sekolah pertama karena guru-gurunya tidak memiliki kemampuan untuk menangani nya). Tomo Gakuen adalah sekolah yang berbeda dengan sekolah konvensional umumnya di masa itu. Kelas belajarnya saja dari gerbong kereta api. Mata pelajarannya pun dapat bebas dipilih secara acak oleh murid-muridnya. Serta cara pengajarannya pun berbeda dengan sekolah lainnya. Bercerita tentang sekolah Tomoe tak lengkap jika tidak membahas tentang Sosaku Kobayashi. Sosaku Kobayashi adalah kepala sekolah di Tomoe, yang menciptakan cara pengajaran yang berbeda di Tomoe. Dan Ia adalah sosok hebat yang paling mengerti anak-anak.

Tetsuko Kuroyanagi menceritakan pengalaman masa kecilnya dengan bahasa yang mudah dimengerti. Bahkan jika dibaca oleh anak kecil sekalipun, buku Totto-chan adalah buku cerita yang menyenangkan untuk dibaca. Membaca Totto-chan jadi iri ingin rasanya mencoba bersekolah di Tomoe, sekolah yang setiap paginya semangat untuk didatangi dan sorenya tidak ingin untuk berpisah. Jadi sedikit mengerti kenapa buku ini di tanyakan waktu interview menjadi pengajar. Mungkin ingin memberi tahu bahwa para pengajar harus kreatif dan mengerti anak didiknya, atau karena sekolah itu ingin berbeda seperti Tomoe. Ingin memberi tahu bahwa sekolah dasar adalah salah satu tahapan penting untuk membangun pondasi kepribadian seorang anak yang baik untuk perkembangan masa depannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar