Berawal dari interview dengan salah satu sekolah alam di
Jakarta Selatan (SCA) untuk posisi pengajar. Akhirnya ingat lagi dengan buku
Totto-Chan. Dulu pernah lihat buku ini di gramedia, tapi sayang ada buku lain
yang mengalihkan dompetku darinya. Nah pada waktu interview ada satu pertanyaan
yang mengingatkan lagi padanya. “Sudah pernah baca buku Totto-Chan?” tentu saja
jawabanku “belum”. Hal itu yang membuatku merasa harus membaca buku ini.
Sewaktu jalan-jalan ke Gramedia sebelum lebaran, sempat cari buku ini. Namun
stocknya sedang kosong, di gramed deket rumah. Belum lama ini, mudik ke
purwokerto dan bertemu lagi dengannya di Gramed. Tanpa pikir lama, hanya
ngintip dompet “cukup kok duitnya” maka jadilah buku Totto-chan dimiliki untuk
dinikmati.
Buku ini terbit di Jepang pertama kali di tahun 1981, dan
baru terbit pertama kali di Indonesia tahun 2008. Buku ini ditulis oleh Tetsuko
Kuroyanagi, si Totto-chan sendiri. Buku ini bercerita tentang Totto-chan dan
kehidupan sekolahnya. Dimana di Sekolahnya yang baru Tomoe Gakuen (ini sekolah
dasar keduanya – Ia dikeluarkan dari sekolah pertama karena guru-gurunya tidak
memiliki kemampuan untuk menangani nya). Tomo Gakuen adalah sekolah yang
berbeda dengan sekolah konvensional umumnya di masa itu. Kelas belajarnya saja
dari gerbong kereta api. Mata pelajarannya pun dapat bebas dipilih secara acak
oleh murid-muridnya. Serta cara pengajarannya pun berbeda dengan sekolah
lainnya. Bercerita tentang sekolah Tomoe tak lengkap jika tidak membahas tentang
Sosaku Kobayashi. Sosaku Kobayashi adalah kepala sekolah di Tomoe, yang
menciptakan cara pengajaran yang berbeda di Tomoe. Dan Ia adalah sosok hebat
yang paling mengerti anak-anak.
Tetsuko Kuroyanagi menceritakan pengalaman masa kecilnya
dengan bahasa yang mudah dimengerti. Bahkan jika dibaca oleh anak kecil
sekalipun, buku Totto-chan adalah buku cerita yang menyenangkan untuk dibaca.
Membaca Totto-chan jadi iri ingin rasanya mencoba bersekolah di Tomoe, sekolah
yang setiap paginya semangat untuk didatangi dan sorenya tidak ingin untuk
berpisah. Jadi sedikit mengerti kenapa buku ini di tanyakan waktu interview
menjadi pengajar. Mungkin ingin memberi tahu bahwa para pengajar harus kreatif
dan mengerti anak didiknya, atau karena sekolah itu ingin berbeda seperti
Tomoe. Ingin memberi tahu bahwa sekolah dasar adalah salah satu tahapan penting
untuk membangun pondasi kepribadian seorang anak yang baik untuk perkembangan
masa depannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar