Mungkin sudah kodratnya manusia dengan mudahnya mengomentari urusan orang lain yang bukan urusannya. Kita yang melakukan, Allah yang menentukan, orang lain yang mengomentari ^^.
Belum lulus ditanya "kapan lulus?"
Belum nikah ditanya "kapan nikah?"
Belum nikah ditanya "kapan nikah?"
Baruuu juga nikah, tapi..
Belum punya anak, ditanya "kapan punya anak?" plus terkadang ditambahi bumbu "jangan ditunda lho, nanti susah"
Baru punya anak satu, ditanya lagi "kapan nambah momongan?"
Baru punya anak dua, ditanya lagi "kapan nambah adek lagi nih?"
Baru punya anak dua, ditanya lagi "kapan nambah adek lagi nih?"
Akhirnya hamil anak keempat, dikomentarin "banyak banget anaknya, Gak kb ya?"
Kalau sudah nafas sebentar, lagi asik asiknya ngeliat pertumbuhan anak,
udah dikomentarin "kok anaknya kurus sih, gak doyan makan ya?"
udah dikomentarin "kok anaknya kurus sih, gak doyan makan ya?"
Belum masalah melahirkan, "kenapa mesti ngelahirin secara sc?"
beda lagi komennya kalau pro sc "kok ngelahirinnya normal sih, normal sakit tahu nanti gak rapet lagi lho!" (lhaaaa... Sotoy!)
beda lagi komennya kalau pro sc "kok ngelahirinnya normal sih, normal sakit tahu nanti gak rapet lagi lho!" (lhaaaa... Sotoy!)
Belum lagi masalah ibu "bekerja" dan ibu "rumah tangga" hedeeeuhhh...
Kalau pulang kerja sampai malam sudah ada yang komentar "kerjanya lembur terus ya mba?"
Kalau kerja sampai sabtu sehingga hari minggu pun dijadikan hari tidur nasional, ada lagi yang komen "sibuk banget sih, gak pernah kelihatan"
Pusiang pusiang pusiang.... Etss.... Stop!
Ngapain juga pusing mikirin hal seperti itu. Kalau mau dilihat dari sisi positifnya, manusia macam itu tandanya sangat perhatian sama kita. Mereka mengikuti alur perkembangan kita hingga bisa berkomentar seperti itu.
Cukup jawab secukupnya, jangan terpancing emosi. Jika dia bertanya makan jawab pertanyaannya. Jika dia berkomentar, maka senyum dan jawab iya jika memang iya. Senyum dan jawab tidak jika memang tidak.
Tapi jika dia bertanya hal hal yang bahkan kita sendiri pun tidak tahu jawabannya, maka persilahkan dia untuk bertanya langsung kepada Allah SWT. ^^
Namun jangan lupa untuk berkaca diri, jaga lisan, jangan sampai kita berkata-kata kepada orang lain yang bahkan kita sendiri pun akan terluka jika mendengarnya. ^^
Wassalam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar