Rabu, 06 Januari 2016

Menyembuhkan diri


24-12-15

Air susu ini masih menetes, entah sampai kapan, karena ini pengalaman pertama ku. Semua yang dokter sarankan sudah ku lakukan, dari mulai memompa saat membengkak, hingga mem-bebat setelahnya. Saat ini aku sudah tidak mem-bebat-nya karena sudah tidak perlu jika sudah tidak bengkak. Jadi saat ini aku hanya menggunakan bra seperti biasa dan breastpad (yang dengan semangat saat hamil aku buat sendiri). Saat aku bertanya mengapa tidak diberikan obat pemberhenti asi, dia hanya menjawab “obat yang aku konsumsi sudah banyak”.

Seharian ini tidak banyak yang ku lakukan, memang setiap harinya tidak terlalu banyak yang ku lakukan saat masa penyembuhan ini karena masih terbatasnya hal-hal yang dapat ku lakukan. Saat waktu luang, hanya sekitar membaca dan menonton yang ku lakukan. Saat hal itu membuatku bosan, maka saat itu pula lah, waktu kosong yang ku tak tahu mesti melakukan apa lagi. Pikiran ku menerawang entah kemana. Mungkin nanti aku akan mencoba untuk mencari pekerjaan lagi setelah sembuh secara total, atau memikirkan hal lain apa yang akan aku lakukan setelah sembuh seperti banyak menjelajah, banyak bercengkrama, banyak bersilaturahmi ataupun mencoba hal-hal yang belum pernah ku coba.

Terkadang mengobrol pun menjadi hal yang begitu aku rindukan, untuk saat ini hanya keluarga ku (bapak, ibu, kakak, dan suami) yang menjadi sumberku untuk mengobrol langsung (tanpa perantara seperti chat / telepon), terkadang tetangga sekitarku, namun karena aku bukan tipe yang suka berkeliaran ke tetangga, hal itu hanya sesekali terjadi. 

Setiap waktu aku bersama orangtua, karena mereka sudah pensiun. Hal ini aku syukuri dengan sangat. Sedangkan Kakak dan suami ku, aku bertemu mereka saat mereka pulang dari bekerja, kakak dan suamiku bukan tipe yang cukup ekspresif dalam hal verbal, alias cukup irit dalam berkata-kata. Terkadang aku ingin memaksa suamiku untuk berubah, namun hal itu tak mungkin dilakukan, karena memang pada dasarnya bukan tipe seperti itu. Aku hanya ingin mendengarnya bercerita apapun itu. Walaupun aku tak mengerti sekalipun. Dia sosok suami yang baik walaupun tidak sempurna, dia akan berusaha melakukan apapun yang terbaik bagiku, namun untuk yang satu itu, itu sudah pembawaannya. Sebenarnya aku tidak ingin terdengar seperti mengeluh, namun ini terdengar seperti mengeluh. ^^ semoga kedepannya, dia lebih mendengarkan suara hatiku yang sudah coba ku suarakan.

I love you my hubby…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar