24-12-15
Air susu ini masih menetes, entah sampai kapan, karena ini pengalaman pertama ku. Semua yang dokter sarankan sudah ku lakukan, dari mulai memompa saat membengkak, hingga mem-bebat setelahnya. Saat ini aku sudah tidak mem-bebat-nya karena sudah tidak perlu jika sudah tidak bengkak. Jadi saat ini aku hanya menggunakan bra seperti biasa dan breastpad (yang dengan semangat saat hamil aku buat sendiri). Saat aku bertanya mengapa tidak diberikan obat pemberhenti asi, dia hanya menjawab “obat yang aku konsumsi sudah banyak”.
Seharian ini tidak banyak yang ku
lakukan, memang setiap harinya tidak terlalu banyak yang ku lakukan saat masa
penyembuhan ini karena masih terbatasnya hal-hal yang dapat ku lakukan. Saat
waktu luang, hanya sekitar membaca dan menonton yang ku lakukan. Saat hal itu
membuatku bosan, maka saat itu pula lah, waktu kosong yang ku tak tahu mesti
melakukan apa lagi. Pikiran ku menerawang entah kemana. Mungkin nanti aku akan
mencoba untuk mencari pekerjaan lagi setelah sembuh secara total, atau
memikirkan hal lain apa yang akan aku lakukan setelah sembuh seperti banyak
menjelajah, banyak bercengkrama, banyak bersilaturahmi ataupun mencoba hal-hal
yang belum pernah ku coba.
Terkadang mengobrol pun menjadi
hal yang begitu aku rindukan, untuk saat ini hanya keluarga ku (bapak, ibu,
kakak, dan suami) yang menjadi sumberku untuk mengobrol langsung (tanpa
perantara seperti chat / telepon), terkadang tetangga sekitarku, namun karena
aku bukan tipe yang suka berkeliaran ke tetangga, hal itu hanya sesekali
terjadi.
Setiap waktu aku bersama
orangtua, karena mereka sudah pensiun. Hal ini aku syukuri dengan sangat.
Sedangkan Kakak dan suami ku, aku bertemu mereka saat mereka pulang dari
bekerja, kakak dan suamiku bukan tipe yang cukup ekspresif dalam hal verbal,
alias cukup irit dalam berkata-kata. Terkadang aku ingin memaksa suamiku untuk
berubah, namun hal itu tak mungkin dilakukan, karena memang pada dasarnya bukan
tipe seperti itu. Aku hanya ingin mendengarnya bercerita apapun itu. Walaupun
aku tak mengerti sekalipun. Dia sosok suami yang baik walaupun tidak sempurna,
dia akan berusaha melakukan apapun yang terbaik bagiku, namun untuk yang satu
itu, itu sudah pembawaannya. Sebenarnya aku tidak ingin terdengar seperti
mengeluh, namun ini terdengar seperti mengeluh. ^^ semoga kedepannya, dia lebih
mendengarkan suara hatiku yang sudah coba ku suarakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar